Kamis, 14 Agustus 2014

THE BEST STUDENT OF BAHRUL ‘ULUM

Diposting oleh Unknown di 16.34


THE BEST STUDENT OF BAHRUL ‘ULUM
Oleh: Jawaharo Nisa Salsabila
Sebuah Catatan Pinggir
The Best Student of Bahul ‘Ulum, begitulah telinga kita akrab mendengar. Sebuah ajang paling bergengsi diantara para santri (yang siswa) di Yayasan Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum (YPPBU) Tambakberas Jombang. Momentum tahunan yang diadakan dengan tujuan mengukur kalibrasi pasang surut pendidikan formal di YPPBU. Mekanisme lomba menetapkan setiap unit madrasah wajib mendelegasikan putra-putri terbaiknya untuk ajang ini. Tak hanya para santri yang berantusias menunggu, deretan pengasuhpun ikut menyimak dan mengamati. Ditahun 2014, teknis pelaksanaan lebih diperketat, tentunya dengan tujuan agar nantinya yang terpilih (the chosen one) adalah benar-benar Best of The Best di pesantren Bahrul ‘Ulum tercinta. Mulai dari tes tulis, ujian baca kitab, baca Al-Qur’an, dan interview. Juri yang dipilihpun tak sembarang orang, salah satunya adalah seorang dosen produktif dari Universitas Hasyim As’ary (UNHASY) bernama Syuhada’ Sarkun, M.HI.
Madrasah Aliyah Fattah Hasyim Masuk Grand Final
Reza Panca dan Laaliul Mahfudloh adalah dua teman kita yang telah dipercaya madrasah untuk menjadi delegasi dalam ajang yang tak ada dua di bumi tambakbreras. Langkah demi langkah mereka lalui untuk menghadapi event bergengsi ini. Mulai dari berangkat lebih awal daripada siswa/i yang lain, melahap semua isi makalah yang disediakan panitia, sampai satu bulan masa persiapan, mereka selalu mengiringkan usaha dengan tawakal dalam do’a. Jerih dan payah, sukar dan suka, tetes keringat terbayar satu minggu pascalomba oleh titik cerah berbentuk undangan melaju ke  Grand Final.
Pada babak Grand Final, sebagian dari kita datang untuk memberi support. Cemas cemas penuh harap, dengan ekspektasi tinggi almamater madrasah layak disebut sebagai deretan sang juara. Penyemarak bersorak, menyambut setiap jawaban dari pertanyaan juri  dengan tepuk tangan bangga. Berbeda dengan Reza yang kocak dengan argumennya. Li’ul membawa riuh haru ketika salah satu juri memberi kesempatan kepadanya menyemai doa harapan. Dengan khouf-roja’ ia menangis sesenggukan, bersimpuh merendahkan diri kepada Yang Kuasa dengan berbahasa inggris. Suasana haru seketika tercipta, hingga ucapan amin mengakhiri doa.
Kecemasan terjawab, rupa-rupanya Allah mempunyai perencanaan yang lebih indah, Dia belum menitipkan anugrah kemenangan kepada almamater tercinta. 
Experience is the best teacher, berpacu untuk terus belajar dari pengalaman, kita tak perlu gelisah terus-menerus kawan, terus menjadi yang lebih baik karena di depan masih banyak kompetisi yang menanti, dan kita siap untuk unjuk gigi. xixixixi :-)


Always do the best guys, together we can!!. (*)

0 komentar:

Posting Komentar

 

AbBiel SalsaBiela Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting